Surga Kecil di Tepian Hutan Kampar : Lubuk Torok


Lubuk Torok terletak di Desa Siabu Kecamatan Salo Kabupaten Kampar, untuk mencapai Lubuk Torok membutuhkan 2 jam perjalanan darat dari Pekanbaru menuju desa siabu, dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri daerah perbukitan yang di tempuh kurang lebih selama 2 jam perjalanan juga. ini adalah kali pertama kami berpetualang ke sini sehingga semua sangat bersemangat. Perjalanan dimulai sekitar pukul 09.00 WIB di titik kumpul yaitu Lab Ekologi. perjalanan di mulai menuju Desa Siabu meggunakan 5 sepeda motor, dan sampai di desa jam 14.00 WIB setelah beristirahat sejenak dan merapikan perlengkapan maka perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan hamparan perbukitan yang berjajar rapi, tetapi sayang sebagian besar sudah diubah menjadi kebun warga bukan lagi hutan yang rimbun, punca puncak bukit sudah gundul.  Selama berjalan kaki kita akan menapaki jalan setapak dan melewati beberapa sungai, walaupun begitu pemandangan yang bisa kita lihat masih cukup indah mengobati rasa lelah berjalan kaki menempuh perjalanan berkelok-kelok dan medan perbukitan yang di penuhi tanjakan dan turunan.





Setelah dua jam perjalanan, pukul 16.00 WIB kami sampai di lokasi yang dituju yaitu Lubuk Torok, disambut oleh bapak penjaga lokasi tersebut yang menyebut dirinya sendiri dengan panggilan pak de' yanto. lubuk torok sendiri adalah sebuah lubuk yang cukup lebar, dahulunya banyak ditemukan pohon torok dan terdapat pohon torok yang sangat besar dan sangat sulit ditebang karna ada penunggunya, oleh sebab itu daerah ini diberi nama Lubuk Torok (menurut cerita pak de'). Pak de yanto adalah penjaga atau bisa disebut Guide lokal di lubuk torok yang dijadikan wisata minat khusus bagi para pelancong yang ingin menikmati indahnya alam yang berjarak dekat dari pekanbaru. pak de' menyediakan sebuah pendopo bagi para pengunjung dan bisa dijadikan tempat beristirahat bahkan menginap dengan biaya Rp 10.000/orang. waktu sore di habiskan untuk beristirahat dari lelahnya perjalanan dan  mencicipi sejuknya air sungai yang cukup jernih mengingat sulit menemukan sungai seperti ini di pekanbaru. tidak lupa mengeksplorasi daerah sekitaran lubuk sembari menikmati suasana senja. untuk sejenak paru paru bisa diisi dengan oksigen murni yang berasal langsung dari pepohonan hutan.




Matahari telah kembali ke ufuk timur kegelapan malam telah datang, waktunya makan malam pun tiba, setelah memasak makan malam lalu mengeksekusinya dengan buas, dilanjutkan bercengkrama dengan pak de' sambil menikmati kopi panas buatan tangan tangan lihai para wanita. pak de' adalah orang jawa yang telah lama tinggal di desa siabu tersebut, perawakan tegap dengan kulit gelap dan kumis tebal yang bisa menciutkan nyali siapa saja. pak de' berkisah beliaulah dahulu yang memulai pembukaan hutan untuk dikelola masyarakat sebagai kebun, hingga akhirnya beliau menemukan lubuk torok dan dikelolanya hingga kini. banyak cerita dan pengalaman menarik yang pak de' bagi yang semakin mengikis sosok garangnya ke sosok hangat tapi tetap tegas.

Menjelang pukul 22.00 WIB kita memutuskan untuk melakukan eksplorasi malam sekitaran lubuk torok dan sepanjang sungai. rencananya kita akan melakukan hunting foto herpet dan biota air lainya, dengan membawa perlengkapan beberapa kamera serta senter yang di bawa masing-masing pak de' menemani pertualangan kita. herpet atau herpetofauan adalah kelompok hewan yang terdiri dari amfibi dan reptil biasasnya banyak terdapat di sekitaran sumber air atau di dasar hutan yang lembab, dan kegiatan ini adalah kegiatan wajib yang sering kita lakukan saat pergi ke alam untuk sedikit menguak misteri apa saja "penunggu" daerah tersebut. keseruanya semakin menantang saat kita harus berjalan di kegelapan malam menapaki batu licin, dinding tebing batu, atau bahkan menceburkan diri ke air untuk mendapatkan angel dan view yang baik untuk mengambil foto.  dari hasil hunting ditemukan beberapa jenis katak yang hidup di sepanjang sungai. walaupun dalam penelusuran tidak ditemukan jenis yang sebelumnya belum pernah kita lihat tetapi keragaman yang ada menunjukan betapa kayanya tanah ini dan sangat patut  kita jaga




Salah seorang dari team mengatakan bahwa banyak terdapat ikan di sungai dan mudah di tangkap, kepalang basah setelah hunting herpet, kami memutuskan kegitan dilanjutkan mencari ikan di sela-sela batu dan di lubang-lubang kayu. cukup banyak yang didapat alhasil tangkapan ikan malam itu kami goreng untuk makan tengah malam. he he he

uara nyanyian Morning call Ungko (Hylobates) membuka cerita di pagi ini, suara yang bersahut-sahutan dan terkesan saling meneriaki, tetapi jika diresapi ini adalah musik yang alam sedikan  secara gratis sangat merdu dan jarang jarang bisa mendengarnya. cara alam berbicara menunjukan eksistensinya, menunjukan ada sesuatu yang hidup dan bergantung di sana, dan tidak sepantasnya kita rengut. 


Setelah sarapan pagi dan bersih bersih dan mempersiapkan bekal, kami memutuskan untuk mengeksplor daerah lubuk torok dengan menyisir sungai ke hulu. berharap menemukan sudut sudut yang menarik untuk dinikmati. Pukul 08.00 WIB kami semua bergerak menyusuri sungai ke hulu masuk lebih dalam ke hutan.



         


menyusuri sungai dapat dilakukan dua jalur lewat air dengan berenang membawa ban, atau melalui tepian tebing di samping sungai, semakin jauh ke atas banyak ditemukan air tenjun kercil dan vegetasi tutupan sekitaran sungai semakin rapat dan masih terjaga. menjelang tengah hari kami memutuskan untuk kembali ke pendopo, mempersiap kan makan siang dan packing untuk perjalanan kembali pulang ke pekanbaru. pengalaman yang menarik bisa berkunjung kesini bersama team, dengan sambutan hangat dari pak de' yang membuat suasana lebih hangat walaupun di tengah hutan.
pukul 14.00 WIB kami memutuskan untuk bergerak mulai perjalanan pulang, setelah berpamitan dengan pak de' dan berfoto bersama perjalanan pualang pun dimulai.

beberapa sudut pandang menarik saat perjalanan pulang.





 -SEKIAN-
Terimakasih : Irfan Nurarifin, Imas hendry Kurniawan, Nasri, Doni Susanto, Mizna Abdullah, Desti Zarli Mandari, Yogi Satryo Wobowo, Zulamri, Cahyana Elfi, Ansumar.
BSC 11, WSG Biosfer, BanyakCito

Note : Cerita ini di Posting ulang dan di edit dari blog Banyakcito.blogspot.com  dengan penulis dari kelompok yang sama.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIATOMS “ THE JAWELS OF THE SEA”

Lubuk larangan : keberkahan yang diberikan ketika alam dijaga